A. Definisi
Fraktur adalah retaknya tulang, biasanya disertai dengan
cedera di jaringan sekitarnya. Kebanyakan fraktur disebabkan
oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik
berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S,
bagian medial melengkung lebih besar dan menuju ke anterior.
Lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke posterior. Ujung medial
clavicula disebut extremitas sternalis, membentuk persendian dengan sternum,
dan uJung lateral disebut extremitas acromialis, membentuk persendian dengan
acromion. Facies superior clavicula agak halus, dan pada facies inferior di
bagian medial terdapat tuberositas costalis. Disebelah lateral tuberositas
tersebut terdapat sulcus subclavius, tempat melekatnya m. Subclavius, dan
disebelah lateralnya lagi terdapat tuberositas coracoidea, tempat melekat lig.
Coracoclaviculalis.
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan
pada masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau
pertulangan primer yaitu medial dan lateral clavicula, dimana terjadi
saat minggu ke-5 dan ke-6 masa intrauterin. Kernudian ossifikasi sekunder pada
epifise medial clavicula berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun. Dan
epifise terakhir bersatu pada usia 25 tahun sampai 26 tahun.
Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti
pada tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma
(fraktur), inflamasi, neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya.
Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang
berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan
terjadinya fraktur tertutup ataupun multiple trauma.
Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir,yang
mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan.
Hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada
lengan yang telentang pada kelahiran sungsang. Gejala yang tampak pada keadaan
ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan
tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang
terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro pada sisi tersebut. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan
sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60
derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.
B. Epidemiologi
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur
clavicula sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki
perempuan adalah 2 : 1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi
yaitu sekitar 85% dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal
sekitar 10% dan bagian proximal sekitar 5%.
Sekitar 2% sampai 5% dari semua jenis fraktur merupakan fraktur
clavicula. MenurutAmerican Academy of Orthopaedic Surgeon, frekuensi
fraktur clavicula sekitar 1 kasus dari 1000 orang dalam satu tahun. Fraktur
clavicula juga merupakan kasus trauma pada kasus obstetrik dengan prevalensi 1
kasus dari 213 kasus kelahiran anak yang hidup.
C. Etiologi ( Sarwono
Prawirohardjo, 2005)
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada
bahu akibat kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan
bermotor, namun kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik.
Berikut beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
1. Fraktur clavicula pada bayi
baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubisselama proses
melahirkan.
2. Fraktur clavicula akibat
kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan
yang lainnya.
3. Fraktur clavicula akibat
kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang
menggunakan tas yang terlalu berat.
4. Fraktur clavicula akibat
proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi, keganasan clan
lain-lain.
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada
bahu akibat trauma jalan lahir dengan gejala:
1. Bayi tidak dapat
menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena,
2. Krepitasi dan
ketidakteraturan tulang,
3. Kadang-kadang disertai
perubahan warna pada sisi fraktur,
4. Tidak adanya refleks moro
pada sisi yang terkena,
5. Adanya spasme otot
sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular
pada daerah fraktur.
6. Biasanya diikuti palsi
lengan
Faktor predisposisi fraktur klavikula adalah:
1. Bayi yang berukuran besar
2. Distosia bahu
3. Partus dengan letak sungsang
4. Persalinan traumatic .
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh lokasi fraktur
pada clavicula tersebut. Ada tiga lokasi pada clavicula yang paling sering
mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape clavikula dimana pada anak-anak
berupa greenstick, bagian distal clavicula dan bagian proksimal clavicula.
Menurut Neer secara umum fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga tipe
yaitu :
1. Tipe I : Fraktur pada bagian
tengah clavicula. Lokasi yang paling sering terjadi fraktur.
2. Tipe II : Fraktur pada
bagian distal clavicula. Lokasi tersering kedua mengalami fraktur setelah
midclavicula.
3. Tipe III : Fraktur pada
bagian proksimal clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi dari semua jenis
fraktur clavicula, insidensnya hanya sekitar 5%.
Ada beberapa subtype fraktur clavicula bagian distal, menurut Neer
ada 3 yaitu :
1. Tipe I :
merupakan fraktur dengan kerusakan minimal, dimana ligament tidak mengalami
kerusakan.
2. Tipe : merupakan fraktur
pada daerah medial ligament coracoclavicular.
3. Tipe III : merupakan fraktur
pada daerah distal ligament coracoclavicular dan melibatkan permukaan tulang
bagian distal clavicula pada AC joint.
D. Diagnosis
Hasil pemeriksaan
Adanya pembengkakan pada sektor daerah fractur.
Krepitasi.
Pergerakan lengan berkurang.
Iritable selama pergerakan lengan.
Diagnosis RO tidak selalu diindikasikan, 80% tidak mempunyai
gejala dan hanya didapatkan hasil pemeriksaan yang minimal.
E.Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan terhadap bayi yang mengalami fraktur klavikula, yaitu:
1. Bayi jangan banyak digerakkan
2. Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi
yang akit dan abduksi lengan dalam stanhoera menopang bahu belakang dengan
memasang ransel verband
3. Rawat bayi dengan hati-hati
4. Nutrisi yang adekuat (pemberian asi
yang adekuat dengan cara mengajarkan pada ibu acar pemberian asi dengan posisi
tidur, dengan sendok atau pipet)
5. Rujuk bayi kerumah sakit
Umumnya 7-10 hari sakit berkurang, pembentukan kalus
bertambah beberapa bulan (6-8 minggu) terbentuk tulang normal.
salam kenal...
BalasHapusArtikelnya keren dan sangat mudah untuk di pahami dan diambil artinya
dan untuk mengahga kesehatan bayi apakah kita butuh kaos kaki bayi ?...
mohon pencerahannya